Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Oleh : E. Emalia, S.Pd.
Pembelajaran
adalah proses belajar dimana didalamnya terdapat interaksi, bahan dan
penilaian. Sedangkan tentang pengartian
belajar banyak para ahli pendidikan berbeda-beda dalam memberikan definisi
belajar tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam
mengidentifikasi fakta serta perbedaan dalam menginterprestasikannya. Perbadaan
istilah yang digunakan serta konotasi masing-masing istilah, juga perbedaan
dalam penekanan aspek tertentu menyebabkan definisi yang berbeda tentang
belajar, (Sumadi Suryabrata, 1980: 19).
Beberapa ahli
pendidikan berpendapat bahwa belajar adalah kegiatan fisik atau badaniah, hasil
belajar yang dicapainya adalah perubahan dalam fisik sedangkan para ahli
pendidikan moderen merumuskan belajar sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri individu yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang
baru, berkat adanya pengalaman, latihan tingkah laku yang timbul sebagai
sebagai pengaruh atau akibat belajar misalnya dari yang tidak tahu menjadi
tahu, yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, perubahan dalam sikap dan
kebiasaan-kebiasaan, perubahan alam, keterampilan, kesanggupan menghargai,
perkembangan sikap-sikap dan sifat-sifat sosial, emosional dan perkembangan
jasmani (Oemar Hamalik, 1983: 21). Secara psikologi belajar merupakan salah
satu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidup (Slameto: 1998: 2).
Dalam pembelajaran di kelas guru mengajarkan
Bahasa Indonesia sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar dan
standar kompetensi yang telah ditentukan. Salah satu fungsi pengajar adalah penggerak
terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai penggerak, pengajar harus memenuhi
beberapa kriteria
yang menyatu dalam diri pengajar agar dapat menunjukan profesionalitasnya dalam
membuat rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada kualitas
penilaiannya.
Menurut peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa seorang pendidik harus
memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, yakni (a) kompetensi paedagogik,
(b) kompetensi sosial, (c) kompetensi kepribadian dan (d) kompetensi profesional.
1. Hakikat
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran
Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tertuju
pada pengembangan aspek fungsional bahasa, yaitu peningkatan kompetensi
Berbahasa Indonesia. Ketika kompetensi berbahasa yang menjadi sasaran, para
guru lebih berfokus pada empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
membaca, berbicara dan menulis.
Dalam Kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004:
3) dinyatakan bahwa standar kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi
pada hakikat pemblajaran bahasa, yaitu berbahasa adalah belajar berkomunikasi
dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai
kemanusiaan. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi, baik secara lisan
maupun secara tertulis.
Mengacu pada penjelasan di atas
penulis menyimpulkan bahwa Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
2. Tujuan
dan Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Secara umum
tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dinyatakan dalam kurikulum 2004
(Depdiknas, 2004 : 6) adalah sebagai berikut :
a.
Siswa menghargai
dan membanggakan bahasa dan sastra Indonesia sebagai bahasa persatuan
(nasional) dan bahasa negara.
b.
Siswa memahami
bahasa dan sastra Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
mengunakannya dengan tepat dan kreatif untuk macam-macam tujuan, keperluan, dan
keadaan.
c.
Siswa memiliki
kemampuan menggunakan bahasa dan sastra Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial.
d.
Siswa memiliki
disiplin dalam berfikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
e.
Siswa dapat
menikmati dan memanfaatkan karya satra untuk mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
f.
Siswa menghargai
dan membanggakan satra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual
Indonesia.
Fungsi
bahasa adalah sebagai
alat komunikasi.
Komunikasi yang dimaksud
adalah suatu proses menyampaikan maksud kepada orang lain dengan
menggunakan saluran
tertentu. Komunikasi bisa berupa pengungkapan pikiran,
gagasan, ide, pendapat,
persetujuan, keinginan, penyampaian informasi suatu peristiwa. Hal itu
disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa kata,
kalimat, paragrap atau
paraton, ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi
(intonasi, nada, irama, tekanan, dan tempo) dalam bahasa lisan.
3. Pendekatan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
a.
Pembelajaran
Bahasa Menyeluruh (Whole Language)
Whole Language Approach adalah suatu pendekatan terhadap pembelajaran bahas
secara utuh. Artinya, dalam pengajaran bahasa kita mengajarkannya secara kontektual,
logis, kronologis dan komunikatif serta menggunakan seting yang riil dan
bermakna.
Pendekatan
Whole Language Approach terdapat hubungan yang interaktif antara
yang mendengarkan
dan yang berbicara,
antara yang membaca dan yang
menulis. Belajar bahasa
harus terinteraksi ke dalam bahan terpisah dari semua aspek kurikulum. Artinya,
pembelajaran bahasa yang terpadu dengan perkembangan motorik, sosial,
emosional, dan kognitif juga pengalaman anak, media dan lingkungan anak.
b.
Pembelajaran
Keterampilan Proses
Pembelajaran keterampilan proses adalah pembelajaran
dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan sehingga
siswa mampu menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep sreta
menumbuhkembangkan sikap dan nilai.
Langkah-langkah kegiatan keterampilan proses
diantaranya mengobservasi atau mengamatai, termasuk di dalamnya: mengitung,
mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang atau waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian
atau eksperimen,
mengendalikan variabel, menginterpretasikan atau menafsirkan data, menyusun
kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan
dan mengkomunikasikan.
c.
Pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAKEM/Joyfull
Learning)
PAKEM adalah pembelajaran yang menciptakan variasi
kondisi eksternal dan internal dengan melibatkan siswa secara aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis
dan tidak ada beban baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan proses
pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan guru harus
mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta
memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara
langsung dan optimal.
4. Prinsip
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
a.
Prinsip
Fungsional
Pembelajaran bahasa Indonesia yang berprinsip
fungsional pada hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran yang komunikatif.
Dalam pelaksanaannya adalah melatih siswa menggunakan bahasa baik lisan maupun
tulisan.
b.
Prinsip
Kontektual
Pembelajaran bahasa Indonesia yang berperinsif
kontektual adalah pelajaran yang mengkaitkan materi yang diajarkan dengan
dunia nyata. Prinsip pembelajran kontektual ini mencakup tujuh komponen yaitu :
konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan
penilaian sebenarnya.
c.
Prinsip
Apresiatif
Pembelajaran bahasa Indonesia yang berperinsip
apresiatif lebih ditekankan pada pembelajaran sastra. Hal ini mengandung arti
bahwa prinsip pembelajaran
yang digunakan adalah menyenangkan.
d.
Prinsip
Humanisme, Rekontruksionalisme dan Progresip.
1.
Manusia
secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi
wawasan ini terhadap kegiatan pengajaran bahasa indonesia adalah a) guru bukan merupakan satu-satunya sumber
informasi, b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara kreatif mampu menemukan
pemahaman sendiri, c) dalam proses belajar mengajar guru lebih banyak bertindak sebagai sebagai model,
teman, pendamping, pemotivasi, fasilitator, dan aktor yang bertindak sebagai pembeajar.
2.
Perilaku
manusia dilandasi motif dan minat tertentu. Impliklasi dari wawasan terasebut
dalam kegiatan pengajaran bahasa Indonesia adalah a) isi pembelajaran harus
memiliki kegunaan bagi pembelajar secara aktual, b) dalam kegiatan belajarnya siswa harus
menyadari manfaat penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupannya, c) isi
pembelajaran harus sesuai dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan
pengetahuan pembelajaran.
3.
Manusia
selain memiliki kesamaan juga memilliki kekhasan. Implikasi wawasan dalam
kegiatan pengajaran bahasa Indonesia, a) layanan pembelajaran selain bersifat
klasikal dan kelompok juga bersifat individual, b) pembelajaran selain ada yang dapat menguasai materi pembelajaran
secara cepat juga ada yang lambat, dan c) pembelajaran perlu disikapi sebagai subyek yang unik, baik menyangkut
proses merasa, berpikir dan karakteristik individual sebagai hasil bentukan lingkungan, keluarga, teman bermain,
maupun lingkungan kehidupan
sosial masyarakat.
Terimakasih telah kunjungi kami, kami sangat membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan..... salam...
BalasHapuskeren kk
BalasHapusizin share
BalasHapusAssalamualaikum, izin share ilmunya ya pak.. Terimakasih )
BalasHapusassalamualaikum, pak izin memakai ilmunya untuk penelitian. terima kasih
BalasHapusSangat bermanfaat kang,.. sayang belum dicantumkan sumber pustakanya. Kalau dicantumkan pasti istimewa
BalasHapusAssalamualaikum. Hatur nuhun mudahh-mudahan elmu anu tos dibagi sing janten ladang amal.
BalasHapusAssalamualaikum. Hatur nuhun dapat membntu saya untuk mlngkapi tugas mata kuliah....
BalasHapusHatur nuhun,bisa membantu tugas saya.
BalasHapusTerima kasih atas ilmu yang anda bagikan semoga bermanfaat bagi semuanya dan menjadi tempat beramal
BalasHapus